Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan biasa ke-10
Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus
11 Juni 2021
Bacaan dibawakan oleh Sri Mulyani dan renungan dibawakan oleh Cindy Kencam, dari Lingkungan Santa Lusia I, Gereja St. Yakobus, Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (19: 31-37)
Hari Yesus wafat adalah hari persiapan Paskah.
Supaya pada hari Sabat
mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib,
— sebab Sabat itu adalah hari yang besar —
maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus
dan meminta kepadanya
supaya kaki orang-orang yang disalibkan itu dipatahkan
dan mayat-mayatnya diturunkan.
Maka datanglah prajurit-prajurit,
lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain
yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus.
Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus,
dan melihat bahwa Ia telah mati,
mereka tidak mematahkan kaki-Nya.
Tetapi salah seorang dari prajurit itu
menikam lambung Yesus dengan tombak,
dan segera mengalirlah darah serta air keluar.
Dan orang yang melihat hal itu sendiri
yang memberikan kesaksian ini,
dan kesaksiannya benar!
Dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran,
supaya kamu juga percaya.
Sebab hal itu terjadi,
supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci,
“Tidak ada tulang-Nya yang akan dipatahkan.”
dan nas lain yang mengatakan,
“Mereka akan memandang kepada Dia
yang telah mereka tikam.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Tema renungan kita pada hari ini ialah: Mengalir Dari Hati. Pada hari raya Hati Yesus yang maha kudus ini, kita ingin memandang dan mengalami kehadiran hati Tuhan Yesus Kristus yang mengalirkan rahmat dan kasih Allah. Setiap orang yang mendengar, menerima, mengakui, dan menaati-Nya memiliki akses untuk disentuh aliran tersebut. Hati Yesus bukan sebuah bejana yang menampung isinya di dalam keheningan dan ketenangan. Sebaliknya, Ia adalah bejana dengan pintu terbuka yang tanpa henti mengalirkan kasih itu.
Penginjil Yohanes pada hari ini menghadirkan sebuah pemandangan yang pas seperti gambaran di atas. Yesus yang tersalib, dari bagian tubuh di mana hati-Nya terletak yang ditembusi tombak penganiaya, mengalirkan darah dan air. Percampuran dalam ramuan bahan makanan selalu memanjakan selera makan kita. Demikian juga percampuran darah dan air dari tubuh Tuhan Yesus Kristus memuaskan semua dahaga hidup kita, karena darah dan air adalah simbol sakramen-sakramen yang menghidupkan Gereja kita.
Kekuatan dan kesucian hati Yesus Kristus sama dengan cinta kasih itu sendiri. Yang diperbuat oleh Yesus sebagai bentuk cinta kasih merupakan ungkapan hati-Nya yang sejati. Yesus tidak berbuat sendiri sesuka Dia, sebab hati-Nya dan hati Bapa adalah satu, dan keduanya bersatu di dalam Roh Kudus. Jadi kita menyadari betapa besar, mulia, dan sucinya hati Yesus yang maha kudus. Sekeras dan sejahat apa pun hati manusia, tidak mungkin memecahkan dan merusak hati Yesus. Dosa dan kejahatan yang begitu kejam telah dikalahkan oleh kelembutan dan kerendahan hati Tuhan.
Seorang ibu setengah baya sedang bertengkar dengan anak gadisnya karena persoalan pacaran anaknya. Sudah seminggu mereka tidak bicara, bahkan tidak berpapasan. Namun melalui novena hati Yesus yang maha kudus oleh sang ibu, dan gadis itu menghadiri Misa Jumat Pertama dengan sebelumnya membuat pengakuan dosa, mereka akhirnya berdamai. Ada solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Nabi Hosea berkata di dalam bacaan pertama: “Hatiku berbalik dari segala murka”, itu berkat kuasa Allah. Hati Yesus yang tersuci membuat ibu dan anaknya berbalik dari amarah dan pertengkaran mereka.
Aliran rahmat dan kasih Tuhan itu pernah membuat Santo Paulus yang terkenal jahat dan berdosa itu akhirnya berubah menjadi seorang rasul ulung. Kasih Kristus amatlah besar dan agung. Di mana dosa bertambah dan bertimbun, kasih akan semakin berkuasa. Ia menasihatkan supaya hati kita tetap terkoneksi dengan hati Yesus. Aliran kasih dari Tuhan perlu tetap memenuhi hati kita masing-masing. Jangan sampai hati kita kurus dan kering karena tidak dialiri oleh rahmat dari Tuhan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan Yesus Kristus, hati kami senantiasa dialiri rahmat kasih-Mu yang mulia. Salam Maria… Dalam nama Bapa..